About Me

WordPress Developer And Forentend Developer.

Me Tanmoy Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book It has survived not only five centuries.

Brithday 19-12-1992
Call +12584789354
Email example@domain.com
Website www.example.com
Download CV Hire Me

My Skill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Magnam odio vel, doloremque dignissimos, doloribus esse ullam. Voluptatibus, veritatis quas. Incidunt deserunt eius harum a dolorem. Debitis, optio. Magnam cupiditate, adipisci?

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Magnam odio vel, doloremque dignissimos, doloribus esse ullam. Voluptatibus, veritatis quas. Incidunt deserunt eius harum

PHP
HTML5 & CSS
AngularJS
SEO

My Services

What i offer

Theme Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley

Website Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley

UI/UX Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley

Graphic Design

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley

Support

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley

SEO Marketing

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley

1001

Happy Clients

250

Projects Done

150

Awards Won

1500

Cups Tea

My Portfolio

What i do
  • All
  • Travel
  • Photograph
  • Foods

My Experience

My Recent Experiences
Apr 2015 - Mar 2016
Software Engineer

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum mattis felis vitae risus pulvinar tincidunt. Nam ac venenatis enim. Aenean hendrerit justo sed.

Apr 2016 - Mar 2017
Web Developer

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum mattis felis vitae risus pulvinar tincidunt. Nam ac venenatis enim. Aenean hendrerit justo sed.

Apr 2017 - Present
Frontend Developer

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum mattis felis vitae risus pulvinar tincidunt. Nam ac venenatis enim. Aenean hendrerit justo sed.

My Blog

Latest blog

Mulai saat ini aku harus lebih waspada. Sebab, butuh waktu bertahu-tahun untuk naik satu tangga. Akan tetapi, hanya dalam 1 detik kita bisa terjatuh ribuan tangga. Demikianlah, satu perbuatan dosa dapat melenyapkan ribuan amal.  

Sosiologi sastra merupakan suatu kajian sastra yang dilihat dari kacamata sosiologi. Dengan kalimat lain, sosiologi sastra merupakan studi tentang hubungan antara karya sastra dengan masyarakat. Dalam kajian tersebut dibutuhkan berbagai teori sosiologis yang dapat diaplikasikan ke dalam pengkajian karya sastra. Artikel dalam blog ini akan mencoba mendeskripsikan konsep dasar konflik sosial yang bisa diterapkan dalam kajian-kajian sastra. 

Konsep Dasar Konflik Sosial dalam kajian Sastra

Konsep Dasar Konflik Sosial

Sebelum berbicara tentang konflik sosial, perlu dipahami terlebih dahulu tentang pengertian konflik itu sendiri. Dalam hal ini telah banyak pakar yang memberikan penjelasan tentang pengertian konflik. 

Pengertian Konflik

Secara etimologi, pengertian konflik pernah dikemukakan oleh Setiadi (2011). Ia menyatakan bahwa istilah konflik berasal dari bahasa latin “con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Dengan demikian, konflik dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat dan lain-lain yang paling tidak melibatkan dua pihak atau lebih. 

Menindaklanjuti pengertian di atas, Willian Chang mempertanyakan “benarkah konflik sosial hanya berakar pada ketidakpuasan batin, kecemburuan, iri hati, kebencian, masalah perut, masalah tanah tempat tinggal, pekerjaan, uang dan kekuasasan?”, ternyata jawabnya “tidak”; dan dinyatakan oleh Chang bahwa emosi manusia sesaat pun dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Selanjtnya, Setyaning (2011:5) juga memberikan definisi mengenai konflik. Ia menyatakan bahwa konflik merupakan proses sosial antar dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.

Pengertian Konflik Sosial

Setelah mencermati pengertian konflik di atas, akan dibahas tentang pengertian konflik sosial. Konflik sosial adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi apa yang menjadi tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Seorang tokoh sosiologi modern, yaitu Ralf Dahrendorf dalam tulisannya mengenai kelas dan konflik kelas dalam masyarakat industri menyatakan bahwa konflik sosial merupakan sumber terjadinya perubahan sosial. Hal ini terjadi karena perubahan sosial tidak hanya datang dari dalam tetapi dapat juga dari luar masyarakat. Perubahan dari dalam masyarakat tidak selalu disebabkan oleh konflik sosial, tetapi terdapat pula konflik sosial yang berbentuk lain. Ia pun mengamati bahwa konflik tidak selalu menghasilkan revolusi dan perubahan sosial dapat terjadi tanpa revolusi.

Selanjutnya, Dahrendorf juga menyatakan pendapatnya mengenai pengaturan konflik. Menurutya, konflik sosial tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diatur, sehingga setiap konflik tidak berlangsung dalam bentuk kekerasan.

Di sisi lain, Ismail (2011) mengatakan bahwa setiap komunitas memiliki struktur sosial, yaitu jalinan hubungan antar individu atau kelompok sosial dalam masyarakat sesuai status dan peranan yang dimilikinya. Bentuk struktur sosial tersebut dapat berupa proses konflik dan integrasi (pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat) dalam masyarakat. 

Konflik dan integrasi merupakan sebuah pasangan yang melekat dalam kehidupan masyarkat. Jadi, walaupun konflik merupakan bentuk kontradiktif (berlawanan, bertentangan) dari integrasi, tidak selamanya kedua hal tersebut harus dipertentangkan. 

Dalam kehidupan nyata, integrasi bisa saja hidup bersebelahan dengan konflik, bahkan melalui konflik keseimbangan hubungan sebenarnya dapat ditata kembali. Pandangan ini bertentangan dengan kaum materialisme dialektikal. Mereka menganggap bahwa konflik akan mendorong timbulnya konflik yang lebih lanjut. Demikianlah hasil pemikiran para pemikir abad kesembilan belas, konflik selalu bersifat merusak.

Selanjutnya, ada juga pendapat lain dari Setiadi (2011) yang termuat dalam International Encyclopedia of the Social Sciences. Ia menguraikan pengertian konflik dari aspek antropologi. Menurutnya, konflik adalah sesuatu yang ditimbulkan sebagai akibat dari persaingan antara dua pihak; di mana tiap-tiap pihak dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok kekerabatan, satu komunitas, atau mungkin satu lapisan kelas sosial pendukung ideologi tertentu, satu organisasi politik, satu suku bangsa, atau satu pemeluk agama tertentu. 

Dengan demikian, pihak-pihak yang dapat terlibat dalam konflik meliputi banyak macam bentuk dan ukuran. Selain itu, dapat pula dipahami bahwa pengertian konflik secara antropologis tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan secara bersama-sama dengan pengertian konflik menurut aspek-aspek lain yang semuanya itu turut ambil bagian dalam memunculkan konflik sosial dalam kehidupan kolektif manusia.

Kehidupan sosial itu, kalau dicermati komponen utamanya adalah interaksi antara para anggota. Tipe-tipe interaksi sosial secara umum meliputi: cooperative (kerjasama), competition (persaingan), dan conflict (pertikaian). Dalam kehidupan sosial sehari-hari tampaknya selain diwarnai oleh kerjasama, senantiasa juga ditandai oleh berbagai bentuk persaingan dan konflik. Bahkan dalam kehidupan sosial tidak pernah ditemukan seluruh masyarakat yang hidup selalu bersifat kooperatif.

George Simmel dan Ralf Dahrendorf fokus dalam membicarakan interaksi sosial dan konflik sosial. Dahrendorf menyatakan bahwa dalam setiap masyarakat cenderung menyimpan potensi konflik. Beberapa anggapan dasar berkenaan dengan konflik menurut Dahrendorf adalah sebagai berikut. 
  1. Setiap elemen dalam kehidupan sosial memberikan andil bagi perubahan dan konflik sosial, sehingga antara konflik dan perubahan merupakan dua variable yang saling berpengaruh. Elemen-elemen tersebut akan selalu dihadapkan pada persamaan dan perbedaan, sehingga persamaan akan mengantarkan pada akomodasi, sedangkan perbedaan akan mengantarkan pada timbulnya situasi konflik.
  2. Setiap kehidupan sosial, masyarakat akan terintegrasi diatas penguasaan atau dominasi sejumlah kekuatan-kekuatan lain. Dominasi kekuatan secara sepihak akan menimbulkan konsiliasi, akan tetapi mengandung benih-benih konflik yang bersifat laten, yang sewaktu-waktu akan meledak menjadi konflik manifes (terbuka).
Selanjutnya, Simmel (2011) menyatakan bahwa masyarakat yang sehat tidak hanya membutuhkan hubungan sosisal yang sifatnya integratif dan harmonis, tetapi juga membutuhkan adanya konflik. Ia memandang konflik sebagai suatu yang tidak dapat dicegah timbulnya, yang secara potensial dapat mempunyai kegunaan yang fungsional dan konstruktif (bersifat membangun), maupun sebaliknya, dapat pula tidak bersifat fungsional dan destruktif (bersifat merusak).

Konflik mempunyai potensi untuk memberi pengaruh positif maupun negatif dalam berbagai taraf interaksi manusia. Dalam kehidupan manusia terutama dalam bermasyarakat, manusia tidak akan terlepas dari konflik dan pertikaian yang ada. Hal ini dikarenakan pada kecenderungan lain dari manusia, selain bekerja sama manusia juga mempunyai keinginan untuk lebih baik dari manusia yang lain, maka timbullah apa yang disebut persaingan dalam kehidupannya.

Lebih lanjut, Setiadi (2011) menerangkan bahwa setiap kehidupan sosial selalu berada dalam proses perubahan, sehingga perubahan merupakan gejala yang bersifat permanaen yang mengisi setiap perubahan kehidupan sosial. Gejala perubahan kebanyakan sering diikuti oleh konflik, baik secara personal maupun secara interpersonal. Setiap kehidupan sosial terdapat konflik di dalam dirinya sendiri, oleh sebab itu konflik merupakan gejala yang permanen yeng mengisi setiap kehidupan sosial. 

Gejala konflik akan berjalan seiring dengan kehidupan sosial itu sendiri sehingga, lenyapnya konflik juga akan bersamaan dengan lenyapnya kehidupan sosial. Setiap elemen dalam kehidupan sosial memberikan andil bagi perubahan dan konflik sosial, sehingga antara konflik dan perubahan merupakan dua variabel yang saling berpengaruh. Elemen-elemen tersebut akan selalu dihadapkan pada persamaan dan perbedaan, sehingga persamaan akan mengantarkan pada akomodasi sedangkan perbedaan akan mengantarkan timbulnya situasi konflik.
Ilmu fonetik merupakan salah satu kajian fonologi (ilmu yang menyelidiki tentang bunyi-bunyi bahasa). Sebagaimana diketahui bahwa fonologi terdiri atas dua kajian, yaitu fonetik dan fonemik. Pada kesempatan ini, saya akan mengulas pengertian fonetik dan jenis-jenis fonetik dalam kajian bahasa.

Pengertian Fonetik dan Jenis-Jenis Fonetik dalam Kajian Bahasa


Pengertian Fonetik

Pengertian fonetik (phonetics) telah banyak dibahas oleh para linguis. Menurut Verhaar (1977) yang senada dengan Ramlan (1982), fonetik merupakan ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa. Di sisi lain, Sudarjanto (1974) menegaskan bahwa fonetik menyelidiki bunyi bahasa dari sudut tuturan atau ujaran (parole).

Misalnya, perbedaan bunyi vokal depan madya [e] dengan vokal depan madya bahawa [É›] dalam bahasa Indonesia, Sasak, dan Jawa; perbedaan bunyi hambat letup bilabial [b] tak beraspirasi dengan [bh] beraspirasi dalam bahasa Indonesia dan Jawa; karena bunyi-bunyi itu dalam bahasa-bahasa yang bersangkutan tidak membedakan makna maka diselidiki dalam fonetik.

Dengan kata lain, fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan berusaha merumuskan secara teratur tentang hal ihwal bunyi bahasa. Bagaimana cara membentuknya; berapa frekuensi, intensitas, timbrenya sebagai getaran udara; dan bagaimana bunyi itu diterima oleh telinga.

JENIS-JENIS FONETIK

Berdasarkan bunyi bahasa yang diselidiki, fonetik dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu fonetik organis, fonetik akustis, dan fonetik auditoris.

1. Fonetik Organis

Fonetik organis disebut juga sebagai fonetik artikulatoris atau fonetik fisiologis. Fonetik ini merupakan fonetik yang mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara yang ada dalam tubuh manusia menghasilkan bunyi bahasa. Bagaimana bunyi itu diucapkan dan dibuat, serta bagaimana bunyi itu diklasifikasikan berdasarkan artikulasinya.

Fonetik jenis ini memiliki kaitan dengan kajian linguistik, sehingga para linguis khususnya para ahli fonetik cenderung memasukkan kajian ini ke dalam kajian linguistik. Adapun contoh kajiannya, insyaallah akan kita bicarakan di lain kesempatan.

2. Fonetik Akustis

Fonetik akustis adalah fonetik yang memandang bunyi bahasa sebagai gejala fisis. Dengan kata lain, fonetik jenis ini cenderung memfokuskan kajiannya pada kajian bunyi di lihat dari kacamata fisika. Bunyi-bunyi bahasa diselidiki getarannya, amplitudo, intensitas, dan timbrenya.

Beberapa ahli lain menyebutkan bahwa fonetik akustis merupakan ilmu yang mempelajari hakikat bunyi dan mengklasifikasikan bunyi berdasarkan hakikat bunyi tersebut. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan fisika dalam laboratorium fonetis, berguna untuk pembuatan telepon, perekaman piringan hitam, dna sejenisnya.

3. Fonetik Auditoris

Berbeda dari kedua fonetik di atas, fonetis auditoris memfokuskan kajiannya pada bagaimana telinga menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara. Bidang fonetik ini cenderung dimasukkan ke dalam neurologi kedokteran.

Untuk memperjelas perbedaan ketiga jenis fonetik di atas, lihatlah gambar di bawah ini.

Jenis-Jenis Fonetik

Morfologi merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang memfokuskan kajiannya tentang seluk beluk kata dan pembentukannya. Istilah morfologi ini telah banyak dibahas oleh pakar bahasa. Berikut ini akan saya bagikan beberapa pengertian morfologi menurut para ahli lengkap. 

Pengertian Morfologi Menurut Para Ahli


Bloomfield (1961)
Morfologi adalah konstruksi kata dan bagian kata.

Matthews (1974)
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk kata.

Nida (1974)
Morfologi adalah suatu kajian tentang morfem-morfem dan penyusunan morfem dalam rangka pembentukan kata.

Crystal (1980)
Morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur dan bentuki kata, utamanya melalui penggunaan morfem. Morfologi pada umumnya dibagi ke dalam dua bidang, yaitu telaah infleksi (inflectional morphology) dan telaah pembentukan kata (lexical or derivational morphology).

Uhlenbeck (1982)
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari korelasi sistematis bentuk dan makna yang ada dalam kata-kata pada sebuah bahasa.

Bauer (1983)
Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang membahas tentang struktur internal bentuk kata. Dalam morfologi, analis membagi bentuk kata ke dalam formatif komponennya (yang kebanyakan merupakan morf yang berwujud akar kata atau afiks), dan berusaha untuk menjelaskan kemunculan setiap formatif. 

Prof. Drs. M. Ramlan (1987)
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan bentuk-bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Samsuri (1988)
Morfologi sebagai cabang linguistik yang mempelajari struktur dan bentuk-bentuk kata.

O'Grady dan Dobrovolsky (1989)
Morfologi adalah komponen tata bahasa generatif transformasional (TGT) yang membicarakan tentang struktur internal kata, khususnya kata kompleks. 

Rusmadji (1993)
Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mencakup kata, bagian-bagiannya, dan prosesnya. 

Aronoff dan Fudemen (2003)
Linguistics morphology refers to the mental system involved in word formation or to the branch of linguistics that deals with words, their internal structure, and how they are formed.

Verhaar (2004)
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Satuan gramatikal yang dimaksud adalah morfem dan kata. 

Geert Booij (2010)
Morfologi adalah kajian atau studi tentang struktur internal kata-kata dan tentang korespondensi bentuk-arti sistematis antarkata.

Martin Haspelmath dan Andrea D. Sims (2010)
Morphology is the study of the internal structure of words. 
The initial definition of morphology, as the study of the internal structure of words, needs some qualification, because words have the internal structure in two very different senses. 
Definition 1: Morphology is the study of systematic covariation in the form and meanings of words. 
Definition 2: Morphology is the study of the combination of morphemes to yield words. 

Prof. Dr. Ida Bagus Putrayasa, M. Pd. (2010)
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap kelas kata dan arti kata.

Prof. Dr. H. D. Edi Subroto (2012) 
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengkaji soal seluk-beluk kata dalam sebuah bahasa bagaimana struktur internal kata dan bagaimana kata-kata itu dibentuk. 

George Yule (2015)
Morfologi adalah studi tentang bentuk yang bertujuan untuk melakukan investigasi semua unsur dasar yang digunakan dalam suatu bahasa. 

Contact Me

Contact With Me

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and type setting industry when an unknown printer took a galley of type

  • 9908B Wakehurst St.Rockaway
  • 990800113322
  • info@domain.com
  • www.yourinfo.com